Sunday, June 5, 2011

Dongeng Sebelum Tidur Untuk Jiwa Yang Merindu Tenang

Ijinkan aku bercerita padamu tentang sebuah nama sayang...

Aku berjanji kali ini tidak akan membuat mu mengantuk seperti yang lalu-lalu...

Aku tidak akan bercerita tentang para pemenang ataupun pahlawan perang, seperti cerita-cerita roman picisan dalam buku sejarah.

Aku akan bercerita padamu tentang manusia, seperti kita..

Meski ia mulia, namun bukan tanpa cela.

Kisah ini hanyalah satu episode dari hidup seorang manusia yang penuh makna..karenanya tak akan lama...

Ambilah makna itu, semoga kau menemukan tenang seperti yang lama kau rindukan.

Nah, jika kau kini telah siap,maka akan ku mulai cerita ini.

***

Pada suatu masa hiduplah seorang manusia... semenjak kecil ia telah menjadi piatu..

namun itu bukan alasan baginya untuk mengeluhkan hidup.

Apa yang menjadi kerisauannya adalah Kebenaran, ia hendak menemukan asal.

Satu hal yang oleh bangsanya dianggap telah final, namun ia tidak puas.

Dengan gigih ia terus melanjutkan pencarian meski itu membuatnya menggigil dalam sepi dan kesunyian.

Ketika malam hening dan manusia tertidur, ia memilih merenung dalam gelap, berharap Kebenaran akan menghampirinya.

Dan memang Kebenaran itu akhirnya datang, namun tidak seperti yang ia harapkan, ia tidak menyangka jikalau kebenaran ternyata menunjuknya menjadi Penyeru.

Bacalah! Seru suara dalam gelap...

Dibalik selimut dan pelukan istrinya ia menggigil dan menerima takdirnya sebagai utusan.

Berbekal risalah yang didengarnya, dari atas sebuah bukit ia menyeru segenap kaumnya untuk memeluk kebenaran

Apa yang ia dapati adalah penolakan dan penghinaan.

Kini ia berpaling pada Kebenaran yang menunjuknya, ia berharap mendapatkan petunjuk untuk melunakan hati kaumnya agar mau menerima Kebenaran.

Bukan petunjuk yang ia dapat,malah kebisuan yang diterimanya.

Lama sudah Kebenaran tidak menyapanya.

Ia ketakutan ditinggalkan suara Kebenaran.

Konon Istrinya mengatakan padanya"Mungkin Tuhan sudah tidak menyukai anda?"

Dalam ketakutannya ia berlari kebukit dan menyendiri dalam gua

Ia ingin membumbung tinggi dengan seluruh jiwanya, menghadapkan diri kepada Tuhan, akan menanyakan: Mengapa ia ditinggalkan sesudah dipilihNYA?

Dalam keputusasaan, konon pernah terpikir olehnya untuk mengakhiri hidup..baginya hidup tidak berarti jikalau harapan yang besar ini berakhir sudah..

Sampai pada suatu ketika turunlah:

"Demi cahaya pagi yang gemilang. Dan demi malam bila sedang hening. Tuhanmu tidak meninggalkan kau dan tidak membencimu. Dan Sungguh, yang kemudian akan lebih baik bagimu daripada yang sekarang. Dan Tuhanmu kelak akan memberimu apa yang menyenangkan kau. Bukankah Ia mendapatimu sebagai piatu, lalu ia melindungi?Dan ia mendapati kau tak tahu jalan, lalu Ia memberi bimbingan, Dan Dia mendapati kau dalam kekurangan, lalu Ia memberi kecukupan. Karenanya, janganlahkau berlaku sewenang-wenang kepada anak yatim. Dan orang yang meminta,janganlah kaubentak. Dan nikmat Tuhanmu, hendaklah kau siarankan (Qur'an,93:11)"

Begitu mendengarnya, Muhamad pun bersyukur dan gembira atasnya. Hilang semua ketakutan dan kecemasannya, begitupula istrinya. Tidak lagi ada keraguan, yang tersisa hanya senyum di wajahnya.

***

Semoga kini kau mengerti sayang, Tuhan tidak akan meninggalkan hambanya dalam kecemasan lagi ketakutan, dan mengharap petunjuknya..

Kini berjanjilah padaku, jika kau merasa takut akan apapun..ingatlah ad-Duha..

No comments:

Post a Comment