Aku bukanlah diriku, setidaknya bukan dalam pengertian sebagai "self" yang utuh. Semenjak Foucault mengabarkan pada kita manusia telah mati oleh tanda yang melahirkannya, maka tidak ada "aku", kecuali kemunculan dalam nama; ego, self,agen atau aktor. Tidak lebih dari serpihan-serpihan kata-kata yang dibangun oleh semua mereka yang pernah ada. Singkat kata, aku adalah puing-puing narasi yang dipungut oleh semua kita, termasuk anda yang membaca blog ini. Selamat menikmati.
Sunday, June 12, 2011
Jogja Kita
Waktu lenyap bersama tawa
Seiring terang berganti gelap
Sekali lagi kita saling menatap
Berhenti dan semua seolah terulang
Dan jogja kini ditengah-tengah kita
Waktu mengintip dibalik awan
Menatap kita yang bersepeda
Secangkir kopi dan martabak tergolek hangat
Sajikan cerita kita dipenghujung stasiun lempuyangan
Ditengah kerinduan
Bait-bait cerita ini menarik ku kembali
Menyeruak masuk dalam ruang kosong di benak
Tapi cukup sudah waktu menjelaskan
Meski kini, jogja tidak lagi kita maknai bersama.
Biar cerita itu tetap jadi milik kita
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment