Saturday, June 11, 2011

Accepted: Counter Hegemoni Setengah Hati Terhadap Mimpi Amerika


Accepted mungkin bukan satu-satunya genre film remaja yang mengangkat isu pendidikan, sebelumnya kita pernah disuguhi dead poet society dan dangerous mind. Apa yang berbeda dari accepted adalah kritiknya yang merupakan hal baru dan fundamental. Jika selama ini isu kritik pendidikan dialamatkan pada demokratisasi kelas (dead poet society) dan rasisme dalam institusi pendidikan (dangerous mind), accepted berangkat lebih jauh dari itu semua, apa yang coba dikritiknnya adalah pendidikan itu sendiri.

Umumnya, kritik pendidikan dalam film mempersoalkan apa-apa yang membuat pendidikan tidak berjalan semestinya. Dengan kata lain, meski mengkritik, kebanyakan film sebelum accepted masih meneguhkan perlunya pendidikan. Sejauh yang dapat ditelusuri, accepted adalah satu-satunya film yang mempersoalkan perlu atau tidaknya pendidikan. Selain itu, kedua film yang disebutkan sebelumnya (dangerous mind dan dead poet society) menggambarkan reformasi pendidikan yang datangnya dari guru, accepted justru sebaliknya, reformasi datang dari warga belajar. Inilah mengapa film ini menjadi penting, kritiknya jauh lebih radikal dibandingkan para pendahulunya.

Dalam film berdurasi satu setengah jam itu, pendidikan modern, digambarkan sebagai ruang yang justru mematikan kreatifitas dan individualitas yang hendak ditujunya. Kurikulum yang ketat dan datangnya bukan dari anak didik, cara pengajaran yang satu arah, serta metode evaluasi yang mengarahkan murid mengikuti selera kekuasaan, adalah penyebabnya. Pendidikan tidak lagi menjadi seperti cita-cita awal proyek “pencerahan”, yang dimaksudkan demi kemanusian dan pemanusiaan. Atas nama kualitas pendidikan, seleksi dilakukan, maka kini dalam pendidikan kita menyaksikan manusia dinegasikan, dengan sendirinya kemanusiaan itu sendiri.


Tokoh utama dalam film ini adalah salah satu korbannya. Selepas sekolah menengah pertama, tidak ada satu pun universitas yang menerimanya. Dan ketika ia mencoba menjelaskan bisnis sebagai alternatif kuliah, orang tuanya nyaris menganggap ia mabuk. Seolah pendidikan tinggi adalah satu-satunya cara meraih apa yang terbaik bagi semua orang. Dalam salah satu dialognya sang ayah mengatakan “masyarakat punya peraturan, jika ingin sukses, kamu harus kuliah”. Dialog tersebut merepresentasikan pandangan dominan yang bekerja dalam keluarga Amerika. Dimana pendidikan berarti jaminan kesuksesan, status sosial, dan pada akhirnya tujuan itu sendiri. Dengan sangat lugas digambarkan dalam dialog orang tua tokoh dengan dekan “palsu”.

Dekan : Tujuan pendidikan yang baik adalah untuk mendapat gaji awal yang bagus.
Ayah : Saya tidak bisa lebih setuju lagi.

Sang tokoh tidak melihat ada cara lain untuk memenuhi pengharapan orang tuanya kecuali berpura-pura kuliah. Berawal dari sinilah, inisitaif pendidikan yang dibangunnya menjadi tantangan bagi pendidikan modern. South Harmon Institue of Technologi (SHIT) adalah pembalikan atas logika pendidikan modern yang selama ini menjadi kebenaran. Atas observasinya di Universitas tetangga, sang tokoh menemukan universitas adalah tempat yang membosankan dan penuh kepura-puraan, orang melakukan apa yang mereka tidak suka demi apa yang disebut sebagai “masa depan”. Padahal mereka adalah masa depan, ungkapan tepat untuk menggambarkannya adalah “you create you”.

Atas dasar itu, shit memilih mengembangkan metode belajar yang lebih sederhana dan manusiawi, yaitu memulai pendidikan dengan menanyakan pada peserta didik apa yang mereka suka untuk dipelajari . ini seperti praktek dari ungkapan Aristoteles “all teaching start from what is already known”. Maka apa yang dilakukan oleh sang tokoh dan universitasnya adalah usaha mengembalikan pendidikan pada tugas utamanya, yaitu menstimuli kreatifitas dan individualitas.

Lebih jauh lagi, shit tidaklah memiliki guru dalam pengertian tradisional. Setiap murid adalah guru bagi dirinya sendiri. Metode ini adalah radikalisasi dari penolakan terhadap feodalisme dalam pendidikan, sekaligus sebagai usaha emansipasi individu. Dengan sendirinya, apa yang dilakukan shit amatlah mengganggu kemapanan. Ideologi dominan yang berlaku dalam masyarakat Amerika sebagaimana yang digambarkan dalam film tersebut, percaya bahwa pendidikan mestilah terprogram sebagaimana mestinya dan diasuh oleh seorang yang dianggap lebih tahu (guru), ini berawal dari asumsi bahwa setiap yang belajar tidak tahu.

Pada titik inilah accepted mempersoalkan apa yang menjadi kebenaran dalam mimpi Amerika. apa yang paling menyakitkan dari kritik accepted adalah film ini menunjukkan apa yang selama ini diyakini sebagai tujuan adalah masalahnya. Ketimbang menawarkan aternatif cara menggagas pendidikan efektif, accepted justru mengajak kita menanyakan kembali, apakah ini yang hendak kita tuju dari pendidikan. Dengan kata lain, accepted menyerang sisi paling fundamental dari mimpi Amerika.

Sayangnya, kritik tersebut tidak dilanjutkan sampai pada titik paling radikal, demi memenuhi harapan penonton, akhir dari cerita dibuat happy ending (tipikal holywood). Jika saja shit tetap berada diluar sistem yang resmi, dan mereka yang ada didalamnya terus melanjutkan proses belajar, maka makna pendidikan yang ditawarkan shit akan jauh lebih radikal. Dengannya shit bisa mengatakan pendidikan tidak membutuhkan selembar kertas yang disebut dengan ijasah.

Akan tetapi, sejauh apapun kritik yang dikembangkan accepted, sesungguhnya film ini tetaplah film bergaya Amerika. selain kritiknya yang tajam dalam pendidikan, accepted hanyalah reflikasi dari pandangan dominan yang berlaku dalam industri film hollywood. Hal ini dapat dilihat dari citra keluarga harmonis yang dimiliki sang tokoh utama, akhir cerita yang bahagia, dan kisah percintaan sang tokoh yang merupakan bentuk komplex dari cerita cinderela.

Kendati demikian, bukan berarti tidak ada yang berharga dari accepted yang bisa kita ambil. Kritik yang dibungkus dalam bentuk film remaja bisa jadi yang baik untuk melakukan re edukasi terhadap pandangan dominan. Mengingat film ini di gagas oleh studio besar seperti Universal, memberi kita harapan, bahwa masih ada jalan “perlawanan” ditengah logika industri yang sarat kemapanan.

4 comments:

  1. film ini sudah lama banget ya. menurutku, film ini mengetengahkan sebuah pemikiran yang menurutku tidak se-spesifik dangerous mind. seingatku film ini masih berupa simulasi pemikiran yang belum tuntas dan kritik sporadis yang sifatnya becandaan, seperti halnya becandaan kita tentang pendidikan.

    berbeda dengan dangerous mind yang lebih dikenal sebagai film teaching lesson, yang sebenarnya tidak menyoal pendidikan itu sendiri, lebih jauh pada masalah semua orang bisa menjadi guru, kuncinya satu, bukan pada pelajaran tapi pada seseorang mengenal lingkungannya. mantan marinir pun bisa menjadi guru. bentuk metode yang ditawarkan dalam film ini yang menurutku luar biasa. dan film ini juga mempersetankan logika hegemoni atau bukan hegemoni, pendidikan soal dharma.

    deadpoet society menurutku juga tidak menyoal pendidikan, kasta atau whatever. film itu hanya menekankan pada persoalan kebebasan ekspresi. bungkusannya memang kritik pada etika normatif lembaga pendidikan yang kaku, tapi seterusnya deadpoet society mengetengahkan semangat kebebasan tanpa seragam. semangat berkomunitas, semangat 'rasa' lebih kental. rasa yang akhirnya tidak jelas mau kemana.

    mungkin satu lagi yang harus dimasukan, walau bukan film pendidikan, scent of woman. menurutku bagaimana kemudian contoh konkrit kritik terhadap lembaga pendidikan dipaparkan dengan jelas dalam film ini. apa yang seharusnya dilakukan oleh lembaga pendidikan. film ini menarik garis bawah yang sedemikian tegas, sebuah lembaga pendidikan adalah kumpulan orang yang punya visi mengatur ruang pendidikannya, tidak hanya soal otak tapi visi luhur tentang menjadi manusia.

    aih panjang nian kel .. dah gitu aja.

    ReplyDelete
  2. sepertinya fiLm yang sungguh menarik, bung .. kapan2 saya ingin menontonnya ..

    salam,
    penutur 'badai' perjalanan
    --------------

    ReplyDelete
  3. splendid analysis, tapi gw belum nonton ;D

    ReplyDelete
  4. peraturan pertama,kau harus kuliah
    jika kau ingin kehidupan sukses,kau harus kuliah
    jika kau ingin menjadi "orang" , kau harus kuliah
    jika kau ingin berbaur ,kau harus kuliah

    ReplyDelete